Senin, 28 Desember 2015

Standarisasi Tata Ruang Perpustakaan Di Universitas Tunas Pembangunan




By : Septi Lestiyani (D1813080) 
25 desember 2015

Standarisasi Tata Ruang Perpustakaan Di Universitas Tunas Pembangunan

LATAR BELAKANG
Perpustakaan merupakan lembaga pelayanan jasa yang menyediakan sumber – sumber informasi yang dibutuhkan para penggunanya. Sedangkan perpustakaan menurut Sulistyo Basuki (1993:3) adalah sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Ada beberapa jenis perpustakaan, salah satunya adalah perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan sarana penyedia informasi dan pelestarian kebudayaan yang berperan penting untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pada pembangunan nasional.
Supaya sistem pendidikan dapat berhasil dengan baik, perpustakaan perguruan tinggi dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana penunjang yang mampu menyediakan informasi yang sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika dan perpustakaan juga harus mampu melayani segala bentuk kebutuhan informasi yang dibutuhkan penggunanya. Salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan sebuah layanan perpustakaan adalah desain gedung dan interior perpustakaan, karena dalam gedung tersebut segala perencanaan dan aktivitas perpustakaan dilakukan secara arsitektural yang berarti mempunyai segi estetika yang tinggi tetapi harus memperhatikan faktor keamanan dan fungsional bangunan tersebut. hal tersebut disebabkan karena nyaman tidaknya ruang perpustakaan berdampak langsung pada pengguna perpustakaan.
Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat penyimpanan koleksi, tempat aktivitas layanan dan tempat bekerja  petugas perpustakaan. sehingga dalam penyediaan gedung harus mempertimbangkan bagaimana penataan ruang yang mencakup aspek untuk perpustakaan dan aspek untuk pengguna. Ruang perpustakaan ditata rapi sedemikian rupa agar pelayanan di perpustakaan berjalan dengan lancar dan pemustaka merasa nyaman didalam perpustakaan. Ruang perpustakaan yang nyaman akan membuat pemustaka betah berada didalam perpustakaan, dan dapat mengubah pandangan orang – orang bahwa perpustakaan bukan hanya gedung penyimpanan buku atau gudang buku.
Tata ruang yang baik tidak membuat pengunjung saling terganggu. Dan selain itu tata ruang yang diatur dengan baik akan mempermudah pengawasan dan pengamanan bahan pustaka. Maka dari itu pustakawan juga harus memperhatikan tata ruang perpustakaan dengan baik dengan memperhatikan standar nasional perpustakaan di perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia. Sehingga dapat tercipta ruang perpustakaan yang aman, nyaman dan tidak membuat bosan para pemustakanya setiap datang berkunjung ke perpustakaan.
Ruang perpustakaan yang baik tidak harus ruang yang besar dan mewah, namun bisa juga berupa ruangan yang minimalis dan telah memenuhi standarisasi perpustakaan perguruan tinggi. Yang harus diperhatikan dalam perpustakaan adalah kebersihan, kerapian ruangan, bahan pustaka yang ada didalam perpustakaan serta fasilitas – fasilitas yang diberikan perpustakaan. Perpustakaan di Universitas Tunas Pembangunan, perpustakaannya memiliki satu ruangan yang minimalis atau tidak terlalu luas. Dan terdapat beberapa perpustakaan fakultas dan satu perpustakaan pusat. Hal ini dikarenakan Universitas Tunas Pembangunan memiliki kendala yaitu kekurangan lahan untuk membangun perpustakaan pada tiap – tiap fakultas maka dari itu perpustakaan digabung dalam satu ruangan.
Perpustakaan fakultas yang ada di Universitas Tunas Pembangunan yaitu terdiri dari Perpustakaan fakultas FKIP, perpustakaan fakultas teknik, perpustakaan fakultas ekonomi. Tiap perpustakaan fakultas dibatasi oleh dinding kayu setengah kaca. Ventilasi udara untuk ruangannya pun kurang terlihat pada saat berada didalam perpustakaan terasa pengap (panas), hanya ada kipas angin dalam tiap ruang perpustakaan karena belum menggunakan AC. Terdapat kursi dan meja yang kurang tertata rapi di ruang baca. Lokernya pun juga kurang memadai, hanya ada loker dari kayu yang kurang terawat dan juga tidak terlalu banyak. Pengunjung yang datang ke perpustakaan pun tidak banyak setiap harinya. Kebanyakan dari mereka berkunjung ke perpustakaan hanya untuk menggunakan fasilitas free hotspot yang ada di perpustakaan. Maka dari itu perpustakaan perlu adanya perhatian khusus dari pihak Perguruan tinggi sendiri. Yaitu dengan memperhatikan khusus dan adanya tindakan pengembangan untuk perpustakaannya sendiri. Dengan banyak memperhatikan hal – hal dan aspek untuk membangun perpustakaan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

PEMBAHASAN
  1. Perencanaan Tata Ruang
Dalam merencanakan dan mendesain suatu gedung perpustakaan perlu melibatkan pengelola dan pihak dari perpustakaan. Tercantum di UU No. 43 Tahun 2007 dalam bab IX pasal 38 menyebutkan bahwa :
1.      Setiap penyelenggara perpustakaan menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan standar nasional perpustakaan.
2.      Sarana dan prasarana sebagaimana disebutkan dalam ayat 1 dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Dengan demikian gedung perpustakaan dalam pembangunannya perlu persiapan dan perencanaan yang baik.

  1. Aspek Penataan Ruang
                        Dalam penyelenggaraan perpustakaan ada aturan – aturan perpustakaan yang telah ditetapkan. Seperti yang telah tercantum dalam UU No. 43 Tahun 2007 pasal 24 ayat 1 bahwa setiap perguruan tinggi menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan. Maka dari itu agar menghasilkan penataan ruangan perpustakaan yang optimal serta menunjang kelancaran tugas perpustakaan sebagai lembaga pemberi jasa, sebaiknya perlu memperhatikan hal – hal berikut ini :
a.       Aspek fungsional
Artinya bahwa penataan ruangan harus mampu mendukung kinerja perpustakaan secara keseluruhan baik bagi petugas perpustakaan maupun pengguna perpustakaan. Penataan yang fungsional dapat tercipta jika antar ruangan mempunyai hubungan yang fungsional dan dan arus barang (bahan pustaka) dan peralatan lainnyaserta arus dan pergerakan pengguna perpustakaan dapat mengalir dengan lancar.
b.      Aspek psikologis pengguna
Psikologis pengguna diperhatikan. Penataan ruangan bisa mempengaruhi aspek psikologis pengguna perpustakaan. Dilihat dari aspek ini tujuan penataan ruang adalah agar pengguna perpustakaan bisa nyaman, leluasa bergerak di perpustakaan, merasa tenang. Kondisi ini dapat diciptakan melalui penataan ruang yang harmonis dan serasi, termasuk dalam hal penataan perabot perpustakaan.
c.       Aspek estetika
Aspek estetika perlu mendapat perhatian. Keindahan penataan ruangan salah satunya bisa melalui penataan ruang dan perabot yang digunakan. Penataan ruangan yang serasi, bersih dan tenang bisa mempengaruhi kenyamanan pengguna perpustakaan untuk berlama – lama di perpustakaan.
d.      Aspek keamanan bahan pustaka
Dalam kaitan dengan penataan ruang, keamanan bahan pustaka bisa dikelompokkan dalam 2 bagian. Pertama faktor keamanan bahan pustaka akibat kerusakan secara ilmiah, dan kedua adalah faktor kerusakan/kehilangan bahan pustaka karena faktor manusia. Penataan ruang perpustakaan harus memperhatikan kedua faktor tersebut. Penataan ruang yang fungsional mampu menciptakan pengawasan terhadap keamanan koleksi pepustakaan secara tidak langsung dari kerusakan faktor manusia.
Dalam penataan ruangan perpustakaan sebaiknya dihindari penataan ruangan yang tersekat – sekat mati dan menutup pandangan, hal ini menyebabkan ruang gerak pandangan tidak leluasa. Kondisi semacam ini bisa menyebabkan cepat timbulnya rasa bosan dan jenuh bagi pemakai perpustakaan.

C.    Hal Penting Desain Ruang Perpustakaan
Desain ruang perpustakaan juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi minat pemustaka untuk datang berkunjung ke perpustakaan. Dan kondisi fisik gedung perpustakaan memiliki hubungan dengan minat pengguna jasa layanan perpustakaan yaitu seperti :
a.        Kondisi fisik gedung perpustakaan seperti pembagian ruangan, warna bagian luar gedung, kebersihan dan kelengkapan fasilitas gedung seperti toilet tidak terlalu mempengaruhi minat menggunakan jasa layanan perpustakaan dibanding dengan kondisi ruang perpustakaan.
b.      Kondisi ruang perpustakaan berkorelatif positif dengan minat menggunakan perpustakaan. semakin baik kondisi ruang perpustakaan, semakin tinggi minat menggunakan jasa layanan perpustakaan.
c.       Pemilihan warna dan cahaya paling mempengaruhi minat. Semakin gelap dan suram warna ruangan, semakin enggan pemakai menggunakan jasa layanan perpustakaan.
d.      Pemilihan furniture dan penataan ruangan termasuk rak buku, ternyata juga mempengaruhi pemakai dalam menggunakan jasa layanan perpustakaan. beberapa pemakai merasa punya kesan kaku dari penataan rak buku, kursi dan meja baca yang kaku diruang perpustakaan. sehingga mereka mereka merasa tertekan dan tidak betah untuk berlama – lama didalam ruang perpustakaan.


D.    Perabot Perpustakaan
Perabot perpustakaan merupakan sarana pendukung atau perlengkapan perpustakaan yang digunakan perpustakaan agar dapat optimal dibutuhkan perabot dan perlengkapan perpustakaan antara lain :
1.      Meja dan kursi sirkulasi yang memiliki desain khusus, biasanya disesuaikan dengan aktifitas di sirkulasi dan kebutuhan perlengkapan untuk mendukung layanan sirkulasi.
2.      Meja dan kursi baca sangat dibutuhkan oleh perpustakaan dengan pemilihan jenis disesuaikan dari luas ruangan perpustakaan.
3.      Meja dan kursi kerja tidak begitu banyak dibutuhkan oleh perpustakaan, namun demikian meja kerja ini sangat penting. Segala aktivitas perpustakaan dikendalikan dari meja kerja.
4.      Meja atau rak atlas dan kamus yang dapat dimanfaatkan untuk menempatkan surat kabar dilengkapi dengan alat penjepit.
5.      Lemari katalog atau disebut juga dengan kabinet katalog yang digunakan untuk menyimpan kartu katalog.
6.      Lemari multi media yang digunakan untuk mrnyimpan koleksi dalam bentuk mullti media seperti kaset, CD ROM, microfilm.
7.      Lemari arsip digunakan untuk arsip perpustakaan yang berupa data pengunjung yang menjadi anggota perpustakaan, data pengunjung yang yang meminjam koleksi perpustakaan, dan data koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan.
8.      Laci penitipan tas atau loker dapat dimanfaatkan untuk penitipan tas, jaket dan barang yang tidak diperkenankan masuk ke dalam ruang perpustakaan.
9.      Kereta buku biasanya sangat dibutuhkan diperpustakaan. Biasanya digunakan untuk mengangkut buku – buku yang dikembalikan oleh pemustaka dari meja sirkulasi ke rak buku.
10.  Papan display, papan yang digunakan untuk memperlihatkan informasi buku – buku baru.

KESIMPULAN
Maka untuk Universitas Tunas Pembangunan dapat melakukan perubahan – perubahan pada ruangan perpustakaannya agar menjadi ruang perpustakaan yang lebih baik dengan :
1.      Desain Lay out
Mempertimbangkan hal lay out perpustakaan perlu menekankan pada fungsi yang harus dilaksanakan oleh perpustakaan itu sendiri. Misal jika perpustakaan berfungsi sebagai tempat menyimpan bahan koleksi maka lay out sebaiknya statis sehingga apabila terjadi perubahan terhadap penempatan rak maka ruangan tersebut dapat dirubah tanpa merubah struktur bangunan.
2.      Perencanaan perubahan tata ruang
Karena terbatasnya lahan yang digunakan untuk perpustakaan, maka untuk desain ruang tidak perlu diubah namun yang perlu diubah hanyalah penempatan – penempatan rak dalam tiap ruang yaitu dengan disusun atau ditata lebih rapi lagi dan membatasi antara koleksi di layanan referensi maupun layanan terbitan berseri.
3.      Perbaikan pencahayaan
Agar cahaya yang masuk ke dalam ruangan memadai maka dapat diberi tambahan ventilasi yang memenuhi standarnya. Dan memperhatikan sistem pencahayaan yang ada di dalam ruangan perpustakaan agar tidak mengganggu aktivitas kinerja petugas maupun pemustaka.

Maka uraian tersebut menjelaskan bahwa standarisasi tata ruang perpustakaan menjadi salah satu hal yang penting pula dalam kegiatan yang berlangsung di dalam perpustakaan. bukan hanya bagi pustakawan tetapi juga untuk kenyaman pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Sulistyo, 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia.
Undang – Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2007. - - tentang Perpustakaan.
Lasa HS, 2013. Manajemen Perpustakaan : Sekolah/Madrasah. Yogyakarta : Ombak
Trimo MLS, Soejono. Pengetahuan Dasar Dalam Perencanaan Gedung Perpustakaan. Bandung : Angkasa Bandung
Darmono, 2001. Manajemen Dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Sutarno NS, 2006. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Sagung Seto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar