Senin, 28 Desember 2015

Preservasi Digital Terhadap Koleksi Buku Lama Dan Naskah Kuno


Icuk Kristanti                                                                                                 26 Desember 2015
D1813038

Preservasi Digital Terhadap Koleksi Buku Lama Dan Naskah Kuno
Oleh : Icuk Kristanti

Pendahuluan
Saat ini manusia hidup di era digital dimana hampir seluruh kebutuhan informasi mereka dapat di akses melalui teknologi digital. Informasi, sebelum saat ini dapat direkam di atas kertas, kain kulit binatang dan batu.preservasi menurut Nelly BALLofet dalam bukunya preservation and conversation for libraries and archisves, preservasi termasuk pemeliharaan bukan hanya materi fisik namun juga informasi yang terkandung dalam materi tersebut. Oleh karena itu diperlukan format ulang atau alih media dan penggnaan wadah aman untuk memeperjang akses ke informasi dalam kertas ,media alektronik dan dokumen lainya yang mungkin dapat menghilang seiring sejalanya waktu ( ballofet,2005: p.xvii).
Preservasi dilakukan pada bentuk bahan asli bahan pustaka yang dikoleksi oleh sebuah peprustakaan tertentu ( ballofet,2005: p.xvii). media atau format ulang untuk memeprpanjang akses ke dokumen itu sendiri,naskah dapat diubah kebentuk mikro misalnya mikrofin atau difoto dan di dijadikan dokumen berbentuk digital yang akhirnya menjadikan naskah teresebut menjadi dokumen berbentuk digital. Dokumen akhirnya menjadi koleksi yang “lahir” dalam format digital atau hasil pengalih bentuk kedalam digital ( deegan and tanner,2006:p.6). Setelah manunskrip atau naskah kuno berubah menjadi dokumen dan sebuah dokumen digital berbeda dari kerusakan yang alami dokumen digital, resiko kerusakanya justru semakin tinggi .namun demikian, kerusakan yang dapat dialami dokumen aslinya yang memiliki bentuk fisik akan merugikan perpustakaan. Oleh sebab itu preservasi juga dilakukan untuk terhadap dokumen-dokumen yang berbentuk digital. preservasi digital merupakan preservasi terencana dan terkelola untuk memastikan agar bahan digital dapat terus dipakai selama mungkin. Preservasi digital juga meliputi mencangkup memastikan materi digital tidak bergantung pada kerusakan atau perubahan teknologi dan mencangkup daro berbagai bentuk kegiatan mulai dari kegiatan sederhana menciptakan (copy) samapai kegiatan transformasi digital yang cenderung rumit (pendit,2008:p.248).
Preservasi digital dilakukan dengan 6 strategi dan kegiatan yang pertama adalah preservasi teknologi (technology preservation) yang merupakan bentuk pememliharaan dan perawatan terhadap hardware dan software yang memeproseskan atau menyimpan segala sumber-sumber digital ( Deegan and tanner , 2006:p.18). Kegiatan selanjutnya adalah penyegaran atau pembaruan ( refresing) yaitu kegiatan yang disimpan dalam suatu media elektronik yang agar tidak hilang, salah satunya dengan penyalinan dari satu media ke media lain. Misalnya dari sebuah floopy disk di salin ke CD ROM (Deegan and tanner ,2006 :p.18).
Migrasi dan format ulang (Migration and reformatting) strategi ini merupakan pemindahan materi digital yang berkala dari suatu konfigurasi hardware/software ke generasi lainya atau dari generasi komputer ke komputer lainya dari objek digital untuk menjaga agar dokumen dapat terus diakses dan dignakan untuk peanfaatan suatu dokumen ( Borghof dan Rodig , 2003: p.33)
Dalam penelitian ini akan teridentifikasi bagaimana kegiatan preservasi digital manunskrip atau naskah kuno beserta buku lama dan buku langka yang ada diperpustakaan dilaksanakan, disadari betapa pentingnya ruang naskah bagi perpustakaan, bahkan bagi masyarakat Indonesia karena koleksinya merupakan warisan nenek moyang kita yang mengandung banyak ilmu yang bermanfaat, oleh karena itu harus dilestarikan dengan baik fisik naskahnya begitupun naskah yang sudah berbentuk digital agar dapat dipelajari dan diaplikaskan ilmunya.
Pembahasan
1.      Manuskrip ,buku lama dan buku langka
Kata manuskrip di ambil dari ahasa latin manu sciptum yang artinya adalah ditulis dengantangan, jadi sema dokumen yang tertulis pada jaman sebelumnya masehi sampai ditemukanya percetakan ditulis dan diperbanyak dengan tangan ( Madam 2009:1) walaupun koleksi yang ada diruang naskah banyak merupakan dokumen yang ditulis dengan tangan tetapi ada beberapa dokumen yang diketk menggunakan mesin tik juga. Selain manuskrip diperpustakaan ada juga buku lama yang sudah pasti adalah buku yang dicetak pada masa lampau , ratusan bahkan ribuan tahun yang sudah lewat. Koleksi ytang selanjutnya adalah koleksi buku langka yang merupakan buku yang sudah tua umurnya sedikit jumlahnya atau sulit untuk ditemukan sehingga jarang muncul di toko buku contoh buku langka: termasuk buku yang dicetak tahun 1500-an buk abad 16-18, terutama dengan tema tertentu yang mungkin dimiliki oleh daerah local atau bagian tertentu ( Phythereh, 2005: p.580).
2.      Jenis koleksi digital
Dalam pelaksaan digital yang dilakukan pelestariannya baik itu preservasi manuskrip atau fisik buku lama atau preservasi dalam bentuk digital, pemilihanya dokumen mana yang akan dilestarikan terlebih dahulu harus dipertimbangtkan dengan seksama. Buku lama perlu di alih mediakan ke dalam bentuk digital karena kemungkinan buku lama perlu persedianya terbatas atau mungkin tidak lagi dipasarkan, jadi mungkin yang memilikinya hanayalah perpustakaan tertentu dengan buku lama. Yang jelas sulit ditemukan karena penggunanya tidak dapat pergi ke sembarangan tempat untuk mememukanya terlebih lagi dengan naskah, karena kondisi fisiknya yang sangat rapuh dan mudah rusak mengingat naskah langsung oleh pengguna umum harus dikurangi unruk meghindari kerusakan, oleh sebab itu, naskah mudah digunakan alih – mengalih dengan media digital dalam bentuk accessible dan mudah digunakan. Menurut susan Feldman dalam Langieer dalam memilih data digital apa yang harus dilestarikan atau preservasi , apalagi jika tidak ada orang lain yang melakukanyta. Namun untuk lebih jelasnya Naney Brode manyatakan apa yang harus menjadi fokus pada preservasi digital buku lama.
Ada beberapa teknologi yang diguakan untuk membedakan dan memahami jenis jenis dokumen digital:
1.      Berdasarkan tipe material
Teks atau Dokumen, spreadsheet, Multiple spreadsheet “ Pffice Sulte “ .Rckoed Database ,maps, (vekstor), database GIS gamabart,suara, video, database gambar.
2.      Berdasarkan Tipe format file
·         Reconized Uncompressi Standard formats.
·         Reconized  standard dokumen-level formats.
·         Reconized  mata and vector formats.
·         Reconized  compressed Graphich Formats
3.      Berdasarkan Tipe media
·         Portable disk magnethicnedia.
·         Portable fale volume
4.      Berdasarkan Sistem Oprasi
·         Windows Nt
·         SCO-UNIK
3.      Langklah –langkah preservasi
1.      Pelstarian dan penyimpanan
Pelestarian media penyipanan menfokuskan pada kegiatan pelestarian media yang menyimpan informasi dalam pita, disk, CD-ROM. Kegiatan ini perlu dilakukan karena media penyimpanan ini merupakan kases yang harus dipelihara dan dijaga sesdemikian rupa agar pengguna dapat menemukan kembali informasi yang ada di dalam media ini. Pelelstarian media ini dapat dilakukan dengan cara menyalin atau backup kedalam media yang sejenis atau media dengan jelas yang berbeda.
2.      Pelestarian tekonolgi
Sebagai mana kita ketahui, teknologi berkembang dengan sangat cepat. Bukan dalam waktu lima tahun saja sebuah softwere dapat mengeluarkan beberapa versi yang baru, lebih baik terus berkembang .hal ini berlaku juga pada hardwere dan oleh sebab itu perawatan pustakawan harus berhati hati terhadap kerusakan teknlogi yang digunakan untuk menyimpan.
3.      Pelestarian intektual
Koleksi digital masih sangat rapuh dalam perlindungan.hukum dan hak cipta, karena informaasi digital dapat dengan, mudah disalin tanpa adanya perbedaan dengan sangat mudah. Walaupun sekarang sudah ada teknologi tanda tangan elektronik dan watermark namun hal ini masih mrupakan sesuatu yag harus terus dikembangkan agar organilitas dalam informasi yang terkandung dalam dokumen digital dapat terus terjaga.
4.      Preservasi digital
Preservasi perpustakaan digital adalah proses memilih, mengadakan, mengolah, melayankan, serta memelihara dokumen atau data digital sehingga dapat dimanfaatkan dalam waktu yang lama secara internal oleh publik sesuai dengan kaidah, norma dan kode etik yang berlaku. Preservasi adalah semua kegiatan yang bertujuan memperpanjang umur bahan pustaka dan informasi yang ada di dalamnya. Selain itu definisi lain juga menyebutkan preservasi digital adalah upaya memastikan agar materi digital tidak bergantung pada kerusakan dan perubahan teknologi. Secara umum preservasi digital mencakup berbagai bentuk kegiatan, mulai dari  kegiatan sederhana menciptakan tiruan (replika atau copy) dari sebuah materi digital untuk disimpan, sampai kegiatan transformasi digital yang cenderung rumit.
Kegiatan mentransfer informasi tercetak ke dalam bentuk digital seolah menjadi kesibukan utama perpustakaan besar Indonesia pada dasawarsa terakhir ini. Entah berapa ratus ribu bahkan jutaan gigabyte dokumen yang telah dijadikan digital di beberapa perpustakaan besar Indonesia. Tidak itu saja, mereka membuat pangkalan data referensi seperti katalog online, indeks subyek, dan sarana pencari informasi digital lainnya. Belum lagi jurnal elektronik, peta digital, data, atau dokumen kelabu (dokumen pemerintah yang tidak diterbitkan untuk umum) yang mereka koleksi dalam bentuk digital.
Dokumen digital rentan kerusakan dalam arti tidak dapat terbaca atau tak bisa diakses lagi. Barangkali keadaan ini bakal berubah menjadi bom waktu yang mengancam kelangsungan hidup perpustakaan digital.
Masalah kedua adalah perkembangan peranti keras diikuti peranti lunak yang berubah versi dengan cepatnya. Kemudian versi lama tidak bisa membaca informasi pada versi baru. Dunia digital Indonesia bergeming dengan ancaman tersebut dan kegiatan digitasi sepertinya mengalir begitu saja. Memang, selain kendala dalam hal mesin, dalam kasus tertentu dokumen digital terasa lebih mahal jika kita harus mencetaknya.
Preservasi data atau dokumen digital menjadi hal penting karena kondisi berikut :
1.      akumulasi data yang tak terkendali
2.      kerusakan data tanpa sengaja
3.      pengubahan data tanpa hak
4.      kelangkaan metadata dan sistem dokumentasi
5.      bentuk data elektronik yang tidak dapat dipreservasi
6.      kelangkaan mekanisme untuk preservasi
Di dunia tradisional banyak obyek akan survive lama sekali meski ditelantarkan. Obyek digital hanya akan survive bila orang membuat rencana dan dengan sistematis memikirkan kelangsungan hidup obyek tersebut secara berkelanjutan. Masalah-masalah sekitar warisan digital sudah menjadi begitu kompleks sehingga sedang dilakukan berbagai upaya oleh kalangan perguruan tinggi, institusi, dan bisnis, untuk mengembangkan cara untuk melestarikan data yang diciptakan dalam bentuk digital. Tujuannya: agar data tersebut masih dapat dipahami puluhan dan ratusan tahun kedepan.
Di masa mendatang para pencari informasi minimal memerlukan metode-metode untuk mengekstraksi informasi dari media penyimpan yang sekarang sudah ada, dan yang kelak akan ada. Sarana macam ini pada suatu saat pasti tidak tersedia lagi atau tidak dapat dipakai lagi. Kapan misalnya, anda terakhir melihat suatu floppy disk drive? Suatu organisasi atau lembaga yang memperhatikan preservasi koleksi digitalnya akan selalu memindahkan informasi dari sistem lama ke yang lebih baru secara teratur.
5.      Penyegaran (refreshing)
Penyegaran atau pembaharuan terhadap media penyimpanan yang dimiliki agar media yang ada tetap update dan bisa digunakan. Perkembangan media penyimpanan selalu diikuti oleh perpustakaan mulai dari penggunaan floppy disk, flash diskh ardisk internal sampai serverd engan kapasitas besar.
6.      Migrasi(migration)
Format ulang data agar sesuai dengan versiterbaru darihardwaredan software yang digunakan. Kegiatan migrasi ini harus dilakukan secara hati-hati karena selalu ada kemungkinan perubahan (pengurangan) data.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang merupakan rangkuman dari keseluruhan hasil preservasi buku lama yang penulis lakukan berkaitan dengan pelaksanaan Preservasi Digital. Tujuan pelestarian koleksi digital untuk melestarikan kandungan informasi bahan pustaka melalui proses alih media (konversi) ke media baru. Secara Umum pelaksanaan pelestarian koleksi digital di Perpustakaan. Sistem informasi perpustakaan yang belum terintegrasi mengakibatkan pengolahan dan pengelolaan koleksi tidak dapat dilakukan secara efektif dan efisien, terbukti dengan adanya duplikasi pekerjaan. Belum terintegrasinya sistem informasi juga mempengaruhi terhadap penempatan sumber daya manusia yang menangani pelaksanaan pelestarian koleksi digital. Sumber daya manusia yang menguasai bidang teknologi informasi untuk pelaksanaan pelestarian koleksi digital masih kurang memadai, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, hal ini terlihat dengan diperbantukannya preservasi digital dengan demikian preservasi digital naskah kuno, koleksi dan buku lama sangat penting kaeran akan membantu dalam accessible secara cepat.

Sumber
DP Dewi. 2014. Preservasi koleksi. Diakses pada tanggal 26 Desember 2015. Dalam digilib-Uin.suka.ac.id
Martoatmodjo, K. 1993. Preservasi Koleksi Naskah Kuno, Buku Lama dan Langka. Jakarta: Universitas Terbuka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar